Pages

Saturday, October 3, 2015

Markinul

Hello...helloo... Apa kabar dunia???
Demi mematahkan dugaan saya pada postingan sebelumnya (jangan-jangan saya nulis blog hanya setahun sekali, yaitu tiap tahun baru), maka saya menguatkan niat dan tekad untuk menulis kembali di blog ini :)
Semenjak jarang posting tulisan di blog, saya juga jarang menulis di laptop, diary, notes, bahkan jarang juga menulis catatan materi kuliah. Jangankan menulis yang panjang, menulis sekadar ucapan selamat di kado yang saya kirim saja, ampun malesnya! Padahal semenjak berhenti menulis itu, saya merasakan kehilangan manfaat yang sangat banyak. Jadi dililit banyak kebiasaan negatif. Salah satunya adalah saya jadi gampang banyak pikiran, tapi yang dipikirkan nggak selesai-selesai dikerjakan karena memang hanya dipikirkan saja. Salah duanya, gampang merasa bosan. Salah tiganya, rasa percaya diri saya menurun drastis. Salah empat dan seterusnya, masih ada lagi. Seumpama itu jumlah soal ujian, berapapun soal ujiannya jawaban saya selalu salah semua.

Untuk itu... Bismillah...
MARKINUL! Mari kita nulis!!!

Saat ini, bagi saya...
Menulis adalah belajar,
Menulis adalah introspeksi, dan
Menulis adalah self healing.
Menghalau penyakit-penyakit psikosomatis yang mudah datang serta kebiasaan-kebiasaan negatif yang banyak bersarang.

Semoga kelak suatu saat ini Allah mengabulkan doa saya, agar menjadikan bagi saya...
Menulis adalah menginspirasi.

Mohon dimaafkan dan dimaklumi ya kalau tulisan di blog ini mungkin masih agak aneh atau acak adul.

Oh ya, untuk mendukung program markinul ini, saya sudah menyiapkan beberapa amunisi. Ini dia....

Ada dua macam amunisi sebenarnya. Yang di gambar ini adalah amunisi pertama berupa buku tulis, notes, diary, dan sebangsanya. Fungsinya buat apa? Buat latihan saya menuangkan pikiran. Jadi pikiran yang banyak itu ditulis di buku-buku ini supaya selesai dengan caranya masing-masing. Ada buku diary untuk menulis cerita sehari-hari yang cukup dikonsumsi diri sendiri, ada buku catatan keuangan keluarga (selama ini saya pakai aplikasi di android saja, kalau bulannya sudah lewat langsung hapus) biar ada jejaknya kalau suatu saat dibutuhkan, ada buku latihan Bahasa Arab dan buku latihan Bahasa Inggris untuk tempat mengerjakan soal-soal latihan belajar bahasa, ada dua buku pencatatan keuangan untuk dua toko onlen saya (yang paling tebal, biar nggak cepat habis), ada buku kumpulan quotes atau kata-kata mutiara dari Al Quran, hadis, dan sumber lain yang menurut saya ngena banget, ada juga notes untuk mencatat segala rupa, ada buku khusus untuk meringkas kajian-kajian yang saya ikuti, ada buku stok barang dagangan, macem-macem lah pokoknya. Nah, kalau saya sudah rajin menuangkan pikiran ke buku-buku itu, harapannya jadi lebih mudah menuangkan gagasan di blog ini.
Amunisi yang kedua... adalah buku-buku bacaan saya. Gambarnya kapan-kapan aja ya kalo saya buat posting tentang perpustakaan di rumah. Sejujurnya, sudah lama sekali antusiasme saya membaca buku menurun. Kalau dulu, satu bulan bisa melahap 5-10 buku, sekarang paling-paling hanya 1 buku dalam 1 bulan, itupun selalu dan selalu berupa novel. Majalah bulanan langganan pun, hanya dibaca bagian tertentu. Banyak buku bacaan yang saya beli, belum saya buka plastiknya dalam beberapa bulan, bahkan ada buku yang lebih dari setahun masih setia dengan segel plastiknya nangkring di rak buku saya.
Padahal ya... padahal nih... kalau beberapa waktu kemudian saya menyelesaikan baca buku tersebut, pasti ada sesal berkepanjangan, "Kok bisa-bisanya... buku ini... berbulan-bulan (atau bertahun-tahun) ada di rak bukuku, hampir setiap hari kulihat meski cuma sekilas, baru sekarang aku tahu isinya sebagus ini. Tahu gitu, kenapa enggak kubaca langsung setelah kubeli?!" Ya mana ada sih, bisa menilai bagus enggaknya buku tanpa membacanya... Bisa dibilang ini arti harfiahnya dari pepatah "Don't Judge A Book by Its Cover!"

Oke, semoga pemanasannya cukup. Markinul!

*****

Depok, suatu malam menyambut kegalauan skripsi.
*Jadi makin tahu kan kenapa mulai mau nulis lagi?

Wednesday, April 29, 2015

Blog Credit

FLOWER PATTERN: from fotolia.com by Oksancia (taken random by Google)

Thursday, January 22, 2015

3 Fokus di 2015!

Hello 2015!!!

Padahal 2015 sudah kelewat 21 hari dan baru sekarang say hello... *tepokjidat*
Dan parahnya, selama 2014 tidak ada satu tulisan pun yang saya hasilkan dari blog ini. Hmmm... Jadi curiga ke diri sendiri, jangan-jangan saya posting di blog hanya 1 tahun sekali pas pergantian tahun masehi. Reny, please back on the track! Sejujurnya saya merindukan masa-masa dulu di mana saya rajin menulis. Rasanya saat-saat rajin menulis, banyak hal sia-sia yang bisa saya redam untuk tidak dilakukan.



Lagi-lagi saya akan mulai mencoba kembali menulis dengan apa adanya kemampuan saya. Semoga ada hikmah terserak dalam tulisan ini yang bisa diambil, sekecil apapun. Semoga tulisan ini tidak menjadi kesia-siaan belaka bagi sahabat yang sudah berkenan membaca.

Yak, here we go!
Tahun 2015 ini diawali dengan tugas kuliah yang menumpuk dan banyak impian -entah obsesi entah ambisi lebih tepatnya- yang belum tercapai. Tidak terasa hampir setahun saya kembali duduk di bangku kuliah. Menyenangkan, semangat, bosan, lelah, dan libur silih berganti. *random* Di luar itu semua, tentu luar biasa bersyukur mendapat kesempatan untuk bisa kuliah lagi, gratis pulak :D Setelah kuliah, ternyata persepsi saya tentang tugas belajar agak berubah, hehe. Tadinya saya pikir saya bisa mulai jadi istri dan ibu wanna be- rumah tangga yang baik dengan lebih sering ada di rumah. Kenyataannya, saya malah jarang ada di rumah karena saya ngekos. Frekuensi bertemu dengan suami juga hampir sama kecuali jika saya sedang libur. Malah belakangan ini lebih banyak di kos, sementara suami di rumah (Depok). Pupus sudah bayangan mengantar (baca : melambaikan tangan dari pintu rumah) dan menyambut suami saat berangkat dan pulang kerja. Mungkin perlu dimunculkan istilah baru SDR alias Short Distance Relationship untuk mewakili kondisi saya dan suami saat ini :)

Bagaimanapun, besarnya impian yang hendak kita wujudkan memang menuntut pengorbanan yang besar. Beda dengan impian yang biasa saja, misal impiannya mau minum jus alpukat... :p ya tinggal beli aja jus alpukatnya di tukang jualan jus, cuma 8rebu. Paling ditambah capek jalan untuk sampai ke sana. Akhirnya memang harus menganggap ini adalah salah satu harga yang harus dibayar supaya saya bisa tambah pinter. Jadi, ngga boleh mengeluh yaa ketika memang harus berkorban untuk mendapatkan apa yang kita impikan :)

Oiya, sebenarnya yang ingin saya bicarakan di postingan kali ini adalah tentang tema kultumnya Febriyanti Almeera. Kalo belum tahu siapa dia, silakan googling yaa... Salah satu kultumnya Febriyanti Almeera di yutub ada yang berjudul (kalo ga salah) "Great Muslimah". Nah saya mau sedikit mengulas kultumnya. Di situ dibilang bahwa kadang ketika ada orang-orang yang hebat dan sukses di sekitar kita, kita jadi suka bertanya-tanya... "Kok bisa sih dia begitu? Gimana caranya ya jadi seperti dia?" atau mungkin parahnya ada yang sampai dengki, berharap apa yang didapat saudara/saudarinya dihilangkan oleh Allah, naudzubillahi min dzalik jangan sampai terjerumus dalam perasaan seperti itu. Poin kultumnya, sebenarnya cara untuk menjadi hebat juga adalah dengan melakukan 3 langkah ini secara berurutan:

1. Fokus to Allah

Kita fokuskan diri kepada apa-apa yang Allah cintai dan sukai, lalu kerjakan-kerjakan dan kemudian perbanyak mengerjakannya. Kita juga fokus kepada apa-apa yang Allah tidak sukai, lalu tinggalkan-hindari-dan jauhi. Intinya, apa yang bisa membuat Allah ridha kepada kita, kerjakanlah!

2. Fokus to me
Fokus kepada diri sendiri bukan berarti egois. Fokus kepada diri sendiri adalah mengenali diri kita sebaik-baiknya. Tahu apa yang menjadi tujuan hidup kita, kelebihan, kekurangan, bagaimana kondisi kita saat ini, dan lain sebagainya seputar diri kita. Setelah mengenali diri, maka kita bisa mengoptimalkan diri untuk menghebatkan diri.

3. Fokus to the other
s
Berikutnya, fokus kepada orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Bukan kata saya lho itu... Itu kata Rasulullah jauh berabad-abad yang lalu. Cari deh biografi orang besar yang nggak memberi manfaat untuk orang lain, ada nggak?

Hebat, seperti halnya enak-murah-mahal-jauh-dekat- adalah hal yang sifatnya relatif. Tidak ada ukuran pasti tentang apa itu yang disebut hebat. Tapi satu yang pasti, yuk rajin menghebatkan diri di hadapan Allah :)
Sepakat apa sepakat?!

Note:
Kultum versi aslinya bisa dilihat di sini ya... Kalo nyang tulisan di atas itu sepemahaman saya aja :D