Pages

Monday, June 19, 2017

Belajar Caranya Belajar

Pertama-tama memang agak bingung setelah dapat tugas yang satu ini. Background saya yang nonkependidikan membuat saya tidak mengetahui tentang hal ini sebelumnya. Namun setelah saya googling saya mulai merasa excited.

Oh iya, ternyata ada cukup banyak model desain pembelajaran. Setelah membaca-baca, satu model desain pembelajaran yang cukup menarik menurut saya adalah model ADDIE. Model ini cukup simpel dan mudah untuk diterapkan. Ada 5 tahap dalam model ini,  yaitu:
  1. Analysis (analisis)
  2. Design (desain/perancangan)
  3. Development (pengembangan)
  4. Implementation (implementasi)
  5. Evaluation (evaluasi).

Dengan adanya desain pembelajaran ini, saya bisa menyeleksi mana hal yang prioritas dan mana yang tidak prioritas, bahkan mungkin mana hal yang sia-sia. Pertama, dalam tahap analisis ini, saya berusaha mengidentifikasi apa saja sebenarnya kebutuhan saya dan apa saja masalah yang dihadapi. Kemudian saya membuat analisis tugas yang harus dilakukan berdasarkan kebutuhan saya.

Memasuki tahap berikutnya, saya harus merumuskan tujuan pembelajaran yang terukur. Menurut saya, di sinilah poin perbedaannya dengan model pembelajaran saya di masa lalu. Dulu,  saya belajar tapi tidak terarah. Kalaupun terarah langkah-langkahnya, saya tidak memahami untuk apa saya harus mempelajari setiap langkah dari A sampai Z. Selebihnya hampir sama dengan metode pembelajaran saya di masa lalu.

Membuat desain pembelajaran ini susah-susah gampang. Susahnya ada di tahap analisa dan desain. Rasanya ingin memasukan semua hal sebagai hal yang harus dipelajari padahal belum tentu relevan dengan tujuan yang ingin saya capai. Walaupun begitu, membuat desain pembelajaran ternyata sangat seruuuu. Rasanya seperti mulai menjejak ke bumi setelah bermimpi di langit. Saatnya segera take action, melakukan satu persatu yang sudah saya tuliskan di dinding kamar saya😍😍😍😍😍 Namun demikian, saya sedikit melakukan penyesuaian dengan model ADDIE ini menjadi ADIED, haha... Singkatannya jadi agak jelek yah? Jadi urutannya analysis, design, implementation, evaluation, and development. Berdasarkan pengalaman, biasanya sambil jalan dan setelah dievaluasi baru muncul ide-ide baru untuk pengembangan. Kalau diterapkan pada nice homework yang lalu, pada KM 0 - 1 (tahun) saya memutuskan untuk belajar ilmu self management dan pengelolaan rumah tangga, maka saya harus membuat model desain pembelajaran untuk ilmu self management dan pengelolaan rumah tangga. Emmm... detailnya habis lebaran yah... Sekarang masih di tahap analisis apa saja yang mau dipelajari dan bagaimana, hehe :D Baca: Hasil Renungan: Kembali Fokus pada Cita-Cita Semula

Postingan-postingan berikutnya selama setahun ke depan insyaAllah akan banyak berhubungan dengan milestone saya di KM 0 - 1. Happy learning :)


Saturday, June 10, 2017

Hasil Renungan: Kembali Fokus pada Cita-Cita Semula

Dilema. Itu yang saya alami saat membaca tugas yang tertera pada Nice Homework (NHW) ke-4 nya kuliah (remedial) matrikulasi IIP. Apa pasal? Di NHW ke-4 ini, saya harus mereviu tugas-tugas terdahulu. Apakah sudah oke atau saya berubah pikiran? Sayangnya sampai dengan saat ini saya masih dilema di antara dua pilihan mengenai apa yang saya cita-citakan. 

Kalau baca NHW 1, saya ingin fokus di dunia penulisan. Menulis, menurut saya, bisa menjadi stress release yang tepat bagi saya. Ditambah saya suka dengan kegiatan membaca. Walaupun saya sekarang masih jarang menulis kembali, tetapi ketika mencoba membaca tulisan-tulisan yang pernah saya buat, saya jadi berpikir, "Oh, sepertinya saya ada bakat menulis". Hasil tes STIFIn saya pun menunjukkan demikian. Menulis adalah bidang yang cocok untuk saya geluti (Tentang tes STIFIn, semoga suatu saat saya bisa membahasnya di blog ini). 


Sedangkan di NHW 3, saya berencana memulai misi saya untuk fokus pada kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Lebih tepatnya memulai dari kegiatan untuk anak-anak. Sebenarnya belum saya bahas detail di NHW saya, namun demikian arah yang saya maksudkan sudah berbeda dengan yang tertera di NHW 1. 


Lalu saya berpikir apa jadi seperti Teh Indari ya? Kenal Teh Indari Mastuti kan? Kalau belum, googling aja ya... Intinya beliau adalah seorang penulis dan pebisnis yang juga concern mendorong ibu-ibu untuk berbisnis dan menulis. Sekarang ini beliau bersama putrinya, Nanit, juga mulai menginisiasi sekolah-sekolah gratis dari rumah para ibu yang memiliki kesempatan untuk mewujudkan hal tersebut. Ah, semoga bisa mulai mengikuti jejak beliau dalam kebaikan yang manapun.

Setelah membadai kan otak (baca: brainstorming) beberapa saat, akhirnya... Eureka! Saya dapat jawabannya! Hmm... jawaban akhir saya sebenarnya nanti agak-agak mirip dengan yang dicontohkan pada saat materi, bagian milestone di mana hampir mirip dengan milestone Bu Septi Peni Wulandari. Tapi percayalah... Saya tidak bermaksud plagiat. Saya terinspirasi. Mungkin saking seringnya saya baca tentang beliau, jadi saya terikut semangat beliau. Semoga kelak bisa meneladani beliau juga. Aamiin.

Kembali ke pertanyaan NHW 4 kali ini ya.... Langkah pertama adalah saya harus mereviu NHW 1, di mana pada tugas tersebut ditanyakan jurusan ilmu yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini. Fixed! Jawabannya berubah. Saya memutuskan ingin menekuni dunia pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Kenapa? Karena manusia terbaik menurut Rasulullah Sholallahu 'alaihi wassalam adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Lalu kenapa perempuan dan anak-anak? Sederhana saja, karena keduanya merupakan subjek dan objek penting dalam pembangunan peradaban dan dunia itu dekat dengan diri saya. Laki-laki tentu saja juga komponen  penting dalam peradaban, tapi saya tidak banyak tahu dunia laki-laki. Sedangkan dunia anak-anak, saya merasa punya magnet dengan dunia anak-anak :) 

Langkah berikutnya adalah mereviu NHW 2 di mana saya harus membuat indikator checklist profesional bagi perempuan, sebagai individu, sebagai istri juga sebagai ibu. 


Nah, rencananya saya akan menyederhanakan indikator yang saya buat menjadi sebagai berikut:
  • Individu
         1. Sholat Tepat Waktu dengan target 100%
         2. Membuat dan melaksanakan kurikulum belajar untuk mencapai milestone (karena harus mikir dulu, insyaAllah ini akan saya jabarkan tersendiri) dengan target sementara pembuatan kurikulum belajar selesai maksimal bersamaan dengan selesainya pembelajaran di kelas matrikulasi IIP ini.

  • Istri
            Latihan menaati suami (sesuai koridornya ya... selama tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, insyaAllah tetap sesuai koridor sih... kan suami sholih :)) dengan target 75% di dua bulan pertama dan target yang lebih tinggi pada waktu selanjutnya.

  • Ibu
           Merancang rencana pembelajaran untuk anak, target setiap pekan sekali merancang 1 bab pembelajaran (buat folder tersendiri)


Langkah  terakhir mereviu NHW 3 sekaligus menjawab pertanyaan utama pada NHW 4. 

Bidang yang ingin ditekuni: pemberdayaan perempuan dan anak-anak.
Peran : inspirator dan fasilitator
Agar lebih mudah mencapai misi hidup berikut milestone yang saya tentukan:

KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Belajar ilmu self management dan pengelolaan rumah tangga.
KM 1 - KM 2 (tahun 2) : Belajar ilmu manajemen keluarga

KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Belajar ilmu manajemen finansial dan aneka keterampilan (atau satu keterampilan tertentu yang bisa fokus saya ajarkan nantinya)
KM 3 – KM 4 (tahun 4 ) : Belajar ilmu komunikasi, termasuk menulis dan public speaking; bahasa; dan psikologi.


Bismillah... sebenarnya cita-cita ini sesuai dengan apa yang saya tulis pada saat kelas matrikulasi sebelum remedial. Saatnya kembali fokus pada apa yang dicita-citakan. Semoga bisa ikhlas, bersungguh-sungguh, dan konsisten dengan cita-cita ini. Aamiin :)



Friday, June 2, 2017

Proyek Menggenapi Tahun Menjadi Enam

Ada banyak alasan mengapa seorang laki-laki dan seorang perempuan memutuskan untuk menikah. Namun hanya satu alasan yang kuharap menjadi jawaban mengapa kau mengucap akad pada ayahku atasku. Karena Allah. Karena ridho Allah.

Allah Ta'ala adalah alasan yang sempurna bagi kita berdua untuk memantapkan hati memulai kehidupan baru. Cukup Allah saja. Semoga. Selalu.




Aku tak punya banyak kelebihan untuk menjadi istrimu. Masak tak pandai, berbenah tak cakap, pun melakukan pekerjaan rumah lainnya aku tak akrab. Meski berderetnya kurangku, semoga kebaikan dan keberkahan tak luput hadir dalam rumah tangga kita, itu saja yang mungkin kuharap.

Terima kasih telah menjadi suami yang sabar, yang pengertian, yang kocak (ini mungkin kalo di depan istri aja ya, hehe), yang bertanggung jawab, yang tepat seperti aku butuhkan. Benarlah, Allah tak selalu memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah pasti selalu memberi apa yang kita butuhkan. Sayangnya... bagiku, kamu adalah apa yang aku butuhkan dan inginkan *ciyeehh :p

Hampir enam tahun perjalanan berumah tangga kita. Berumah tangga adalah membangun rumah bersama sebagai tempat tinggal agar kelak kita bisa bersama menapaki tangga untuk menjadi lebih baik. Kita tidak membeli rumah, tapi kita membangunnya. Perlu bermacam proses dan waktu untuk membangun sebuah rumah yang indah -meski tak dipungkiri juga biaya, haha :D Tak seperti membeli rumah jadi yang kita tak tau bagaimana proses pembangunannya. Tahu-tahu sudah jadi dan kita tinggal menempati. Bukan, rumah tangga bukan untuk ditempati dan terima jadi. Berumah tangga selayak proses membuat bangunan, bangunan peradaban. Untuk kemudian ditempati oleh pemilik kaki-kaki mungil. Hampir enam tahun bukan waktu yang sebentar. Mereka.. para penerus peradaban itu memang belum hadir dalam keluarga kita. Kita masih menanti dan menanti. Namun terima kasih telah mengizinkan dan membersamaiku untuk menjadikan episode menunggu menjadi lebih berarti.

***

Untukmu suami, terima kasih sudah percaya sebuah cita yang kupendam lama. Dengan restumu, dengan mengizinkan aku menanti melalui cara terbaik yang kuyakini... coming soon...
Rumah Peradaban -belum bernama- yang insyaAllah akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak tetangga di sekitar. Yang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai tempat belajar bagimu dan bagiku untuk membangun peradaban. InsyaAllah...

Doanya ya, Kawans :) Bakda lebaran ini semoga kami masih ada umur dan Allah cukupkan rezekinya untuk mengeksekusi rencana ini. Rezeki harta, rezeki tenaga, dan utamanya rezeki waktu. Aamiin, Allahumma aamiin.


Suatu malam,
menjelang satu purnama lagi terlewati hingga penantian tahun kita genap menjadi enam.

02 Juni 2017