Pages

Thursday, January 26, 2012

Bidadari Bumi, 9 Kisah Wanita ShalehahBidadari Bumi, 9 Kisah Wanita Shalehah by Halimah Alaydrus
My rating: 3 of 5 stars

Senin lalu, saya baru saja selesai membaca sebuah buku. Ini dia reviewnya....

...Kemudian diletakkannya tangan kanannya di dadaku, lalu ia mendoakanku. Dia terus berdoa dan tak henti-hentinya berdoa untukku. Seolah saat itu tak ada yang lebih penting baginya kecuali aku. Perempuan asing yang bahkan baru ia kenal beberapa menit yang lalu. Ia masih saja berdoa dengan satu kalimat sederhana.

"Semoga Allah takkan pernah tega menyengsarakanmu, anakku..." Doa itu terus diulangnya berkali-kali dengan cucuran air mata. "Ya Allah, sampai kapanpun, dimanapun, jangan pernah tega untuk menyengsarakan hidupnya," katanya lagi dan lagi dengan air mata yang membanjiri wajah tuanya.

Membaca penggalan kisah ini membuat saya ingin bertemu dengan sosok Hubabah Tiflah. Membayangkan bertemu dengan seorang wanita shalihah yang sudah tua renta lagi buta. Namun dengan tulusnya ia mendoakan kebaikan bagi saya, yang baru pertama kali ditemuinya. Mendoakan kebaikan yang bahkan jarang saya pinta kepada Allah untuk diri saya sendiri. Dalam goresan tinta pun, saya bisa merasakan kesungguhan doanya. Dari keshalihan Hubabah Tiflah saya belajar tentang ketulusan sebuah doa.

Dan dari delapan kisah wanita shalihah lainnya, saya menemukan pelajaran bahwa bidadari itu juga ada di sini, di bumi.

View all my reviews

Wednesday, January 25, 2012

Selamat Datang, Cinta!



to my world... :)

Entah dari kapan. Sepertinya lebih dari dua tahun yang lalu. Saya dilanda kebingungan yang amat sangat...
Bukan soal bingung mau makan apa-di mana seperti yang kebanyakan dialami anak kos, bukan perkara yang rumit... Tapi entah kenapa bingung yang luar biasa. Tau apa yang saya bingungkan? Hehe... bisa-bisa saya diketawain ayam kalo ayam-ayam pada tau apa yang saya bingungkan >.<

Hmm... beginilah kebingungan itu bermula...
Saya ingin sekali rajin menulis karena saya tau banyaknya manfaat menulis. Sayangnya dengan mengetahui teori manfaat menulis yang menggunung pun, tangan ini belum juga tergerak untuk menulis. Di pikiran saya kala itu berlarian, berlalu lalang, berloncatan, hingga bersalto banyak konsep tentang sebuah blog yang ideal dan bermanfaat. Namun, apa daya... konsep-konsep yang ada di pikiran itu tak juga menjelma menjadi -satu pun- tulisan yang bisa dinikmati oleh pembaca. Hihi... akhirnya hanya ada blog yg tak berisi apa-apa.

Lalu saya putuskan untuk berkaca. Diri ini tentu saja tidak sejelek yang saya kira. Dan taraaaaa.....jadilah tulisan ini mengisi blog ala saya!!! Sering kita (saya aja kalee) berpikir, ingin seperti si A yang kata-katanya selalu memikat pembacanya, atau ingin seperti si B yang tak pernah absen menginspirasi lewat tulisannya, atau si C yang tulisannya selalu padat berisi ilmu, si D yang selalu update dan si E, F, G, H, dan seterusnya. Karena sibuk memikirkan A sampai Z, malah lupa untuk mengupgrade apa yang sudah dimiliki. Kemampuan menulis semakin menumpul karena tak diasah.

Dan baiklah, insyaAllah mulai hari ini saya akan rajin menulis seperti halnya saya rajin menempelkan tangan ke mesin presensi tiap datang atau pulang ngantor. Hmm... kira-kira sehari sekali selama weekdays. Lalu lakukan self talk, "Selamat Datang, Cinta!" Saatnya pembelajaran mencintai ilmu dimulai dengan belajar menuliskannya di blog baru yang akan segera penuh dengan manfaat, insyaAllah :)

Selamat menikmati!

*) gambar dari sini