Rencananya, saya akan membuat postingan harian selama Bulan
Ramadhan tahun ini.
Dan ini adalah postingan
pertama saya.
Here we go...
Hari pertama Ramadhan, ada
hal-hal yang sungguh menarik perhatian saya. Salah satunya adalah
iklan Ramadhan. Secara tidak sengaja waktu ingin menonton kajian Ramadhan di
Youtube, muncul beberapa iklan yang lucu.
Saya hanya akan bercerita tentang salah satunya, yaitu iklan dari sebuah marketplace berwarna hijau di negeri ini. Ceritanya adalah sebuah keluarga, di mana sang ibu harus pergi pada hari itu, sedangkan sang ayah bertugas menjaga anak laki-lakinya yang baru pertama kali berpuasa sepanjang hari ketika ditinggal ibu pergi.
Saya hanya akan bercerita tentang salah satunya, yaitu iklan dari sebuah marketplace berwarna hijau di negeri ini. Ceritanya adalah sebuah keluarga, di mana sang ibu harus pergi pada hari itu, sedangkan sang ayah bertugas menjaga anak laki-lakinya yang baru pertama kali berpuasa sepanjang hari ketika ditinggal ibu pergi.
Sang ibu yang khawatir berpesan
kepada ayah supaya anaknya tidak capek-capek, tidak banyak lari, dan lain
sebagainya karena ini adalah puasa pertamanya. Sang ayah dengan percaya diri
menyuruh istrinya untuk tenang. Ternyata sang ayah sudah melakukan sejumlah
persiapan dengan membeli “perlengkapan perang” di marketplace hijau tersebut
sebagai bekal menjaga sang anak, di antaranya beberapa mainan.
Dimulailah kehebohan ketika anak
bangun tidur (setelah sahur) lalu sang ayah siap siaga sepanjang hari mengajak
anak bermain –dengan perlengkapan yang sudah dibeli dari marketplace tadi-
supaya lupa dengan laparnya. Kalau saya cerita kesannya biasa saja ya, tapi kalua
melihat langsung iklannya dengan mata kepala sendiri saya sampai terbahak-bahak
tidak berhenti.
Pagi ini saya termenung, setelah
sebelumnya mengalami sahur yang agak kacau di hari kedua. Malam sebelumnya, setelah
tarawih niatnya mau beli lauk untuk sahur. Apalah daya ternyata dari sekian
banyak warung yang ada, hanya sedikit saja yang buka. Dan antriannya panjang,
masyaAllah. Sempat menunggu di salah satu warung hingga satu jam tapi belum
juga dibuatkan pesanannya, akhhirnya suami mengajak pulang saja. Sudah terlalu
larut, khawatir besoknya malah kesiangan. Alhasil pagi tadi hanya sahur dengan
menu andalan, mie goreng sejuta umat merk kebanggaan anak negeri.
Ya, saya menemukan korelasi yang
sangat sederhana dari iklan dan apa yang saya alami. Tentang persiapan. Bahwa
menyambut Ramadhan dengan optimal, diperlukan persiapan yang matang. Bukan
hanya tentang Ramadhan, semua pada dasarnya perlu persiapan. Namun dalam
konteks Ramadhan kali ini, saya berpikir sudah mempersiapkan banyak hal, mulai
menyiapkan mukena yang nyaman, berbekam, dan lain sebagainya sampai cuti dari
kantor satu hari sebelum Ramadhan agar tidak terburu-buru pulang dan kena macet
di jalan. Ternyata ada persiapan yang saya terlupakan. Menu harian dan cadangan
makanan.
Setelah dipikir-pikir lagi,
sepertinya banyak pula persiapan lain yang terlupakan. Persiapan pemanasan
ibadah. Seperti halnya kendaraan yang dipakai namun tidak dipanaskan terlebih
dahulu. Kadang mati di tengah jalan ketika gasnya sedikit dikecilkan. Pernah
mengalaminya? Menyesal. Namun sudah tidak ada guna. Ramadhan telah dimulai,
meski minim persiapan. Ramadhan tetap akan berjalan.
Dan mari berlari mengiringi Ramadhan, pelan tapi pasti. Sambil mengingat pelajaran di hari pertama Ramadhan, pentingnya persiapan.
Dan mari berlari mengiringi Ramadhan, pelan tapi pasti. Sambil mengingat pelajaran di hari pertama Ramadhan, pentingnya persiapan.
#30dwc
Bener banget. Berbeda kalo udah disiapkan dengan matang. Alhamdulillah sy sempat belanja bahan masakan dan bikin bumbu masak pada saat H-1. Jadi menu sahur dan berbuka aman terkendali.
ReplyDeleteOia, masukan sedikit., Hastagnya kurang Kakak.
#30dwcjilid13
#day1